Jumat, 23 Januari 2009

mediacare - 4 new articles

 

Your email updates, powered by FeedBlitz

 
Here are the latest updates for 26maret902@gmail.com

"mediacare" - 4 new articles

  1. Pecinta kuliner di dunia maya: Dari ngobrol makanan sampai bikin bisnis
  2. Dugaan gratifikasi KPPU: Rp 500 juta, uang muka untuk pengacara Hotman Paris Hutapea
  3. Sidang Billy Sindoro di Tipikor: Tuntutan Jaksa
  4. Pidato Barack Obama saat pelantikan: "Amerika teman seluruh bangsa"
  5. More Recent Articles
  6. Search mediacare

Pecinta kuliner di dunia maya: Dari ngobrol makanan sampai bikin bisnis


Pasukan Kobama saat beraksi di Surabaya


Sejak makin maraknya acara kuliner di layar kaca, semua orang jadi tertarik menjelajahi pusaka kuliner Nusantara. Tak hanya itu, di dunia maya pun soal masakan ramai dibincangkan. Bahkan ada komunitas khususnya.

Dunia maya menawarkan banyak hal menarik untuk ditelusuri. Salah satunya, beragam informasi tentang masakan dan tempat wisata. Tak hanya situs tentang aneka resep atau obyek wisata saja, komunitas pecinta jalan-jalan dan makan-makan pun, bisa dengan mudah ditemukan.

Coba, deh, klik situs www.jajanan.com atau ikuti milis Bangomania, dan yang paling terkenal adalah milis Jalansutra. Ribuan orang tercatat sebagai anggota, saling tukar informasi dan pengalaman wisata kuliner. Entah soal panganan tradisional, oleh-oleh khas suatu daerah, tempat jajan paling nikmat, dan masih banyak lagi. Tak jarang pula mereka "kopi darat", kumpul, untuk merasakan nikmatnya tempat makan favorit bersama teman pecinta kuliner lainnya.

Selama pertemuan, obrolan pun bisa macam-macam. Banyak ide segar dilontarkan. Termasuk soal bisnis dan makanan. Tak ayal, persaudaraan di antara mereka semakin kental terjalin. Bahkan, tak jarang, berujung dengan menjalin bisnis bareng.


Bangomania, tambah kuat dengan sponsor



Radityo Djadjoeri, pendiri Kobama


Milis yang juga ramai dibicarakan para pecinta kuliner Nusantara adalah Bangomania (bango-mania@yahoogroups.com). Meski belum genap berusia 2 tahun, milis ini sudah mampu menjaring 4.200 anggota. "Idenya dari pengalaman pribadi menjelajah dan mencicipi makanan di seluruh Indonesia," kata sang pendiri, Radityo Djadjoeri, konsultan media di Bizzcomm.

Radityo yang mengaku sudah menjelajahi hampir seluruh kota di Indonesia, merasa terpanggil untuk menginformasikan betapa nikmat dan beragamnya masakan Indonesia. Apalagi, kekayaan rasa dan bumbunya membuat masakan Indonesia unik serta istimewa. "Masakan Indonesia menggunakan rempah-rempah yang tak hanya membuat hidangan jadi lezat, tapi juga diyakini bikin tubuh sehat."

Lalu, kenapa memilih nama Bango yang sudah identik dengan merek salah satu kecap kedelai hitam? "Bisa jadi ini ada kaitannya dengan formula kecap yang menggunakan kedelai hitam, sehingga membuat masakan lebih lezat dan berkhasiat. Apalagi, kecap manis kedelai hitam juga banyak digunakan dalam penyajian dan resep masakan tradisional Indonesia."

Yang jelas, komunitas ini memang dibentuk setelah Festival Jajanan Bango (FJB) diadakan di beberapa kota dan dihadiri para penggemar masakan Indonesia yang ingin memiliki wadah untuk saling berbagi informasi. Puncaknya ketika FJB digelar di Bandung, tahun 2007, "Kami sepakat mendirikan Komunitas Bango Mania alias Kobama. Tentu saja setelah mendapat izin dari pemilik merek kecap Bango."

Meski menggunakan nama Bango, milis Bangomania tetap berusaha menjaga independensinya agar tidak tergantung pada satu produk saja. Kobama pun mendapat tempat untuk memperluas jejaring dan mempermudah acara pertemuan melalui acara seperti FJB, yang disponsori kecap Bango.



Dari sinilah Kobama melebarkan sayapnya hingga mampu merangkul banyak anggota di masing-masing kota yang disinggahi. "Ini sesuai dengan misi kami, melestarikan masakan tradisional. Dari mereka, kami dapat banyak beragam informasi," ungkap Radityo bersemangat.

Belakangan, Kobama juga membuka forum di situs pertemanan www.facebook.com. "Biar bisa berbagi info dan foto lebih banyak lagi," kata Radityo.



Jalansutra, dari milis sampai koperasi


Sering dengar nama Jalansutra? Ya, betul! Bondan Winarno presenter acara kuliner di sebuah stasiun televisi swasta yang kondang dengan celetukan, "Mak Nyus" nya itu, memang identik dengan Jalansutra.

Adalah Wasis Gunarto, pengusaha rumah makan di bilangan Senopati-Jakarta sekaligus moderator milis ini, yang digandeng Bondan untuk mendirikan jalansutra@yahoogroups.com. Kata Wasis, awal pembuatan milis ini memang terinspirasi dari Bondan yang pernah menulis buku Jalansutra. Atas motivasi dan aspirasi Bondan pula, Jalansutra mampu berjaya hingga sekarang.

Ketika menghadiri peluncuran buku Bondan April 2003 silam, Wasis yang juga pecinta makanan khas Nusantara, merasa yakin, banyak orang yang pelu tahu makanan-makanan tradisional bangsa ini. "Makanan tradisional ibarat pusaka. Ia merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan," kata Wasis. Pemikiran ini didapat setelah ia mengikuti tulisan-tulisan Bondan plus buku Jalansutra yang mengangkat tentang kekayaan kuliner dan pengalaman jalan-jalan ke berbagai tempat di Nusantara.

Wasis senang ketika Bondan memberi restu mendirikan komunitas dengan nama Jalansutra. "Sejak 22 Mei 2003, saya mulai mengurusi komunitas Jalansutra." Untuk memperkenalkan milis ini, sekitar Agustus 2003, Wasis membuat acara pertemuan yang dihadiri 300-an orang anggota komunitas barunya. Sekarang, anggotanya mencapai 14.500 orang. Kebanyakan kaum Hawa yang punya daya beli, senang icip-icip, dan suka bingung menentukan mau jalan kemana.

Hebatnya, banyak juga anggota yang bermukim di mancanegara, semisal Rusia, Amerika, Kanada, Perancis, Inggris, Australia, dan Afrika. "Rata-rata orang Indonesia yang rindu pada makanan Nusantara."

Membeludaknya anggota milis ini pun mengharuskan Jalansutra menambah moderatornya hingga 9 orang. "Rencananya, tambah satu lagi tahun ini." Uniknya, para moderator memiliki latar belakang beraneka ragam. Ada yang pakar minuman anggur, dosen kimia, dosen manajemen, ibu rumah tangga, atau pemilik rumah makan seperti dirinya.

Solidaritas yang dijalin para anggota milis juga membuat mereka aktif menggelar acara kumpul-kumpul. Bahkan nyaris tiap bulan. Saat Jalansutra mengadakan acara Heritage Food in Heritage City di Jakarta, cerita Wasis, pesertanya tercatat 3.000 orang!

Kini Jalansutra sudah berusia 5 tahun. Terdorong semangat untuk melestarikan pusaka kuliner Nusantara dan memberikan informasi pada khalayak yang lebih luas, Jalansutra juga merilis situs resmi jalansutra.or.id, sekaligus sebagai unit usaha Koperasi Jalansutra.

Isinya merupakan kumpulan informasi kuliner dan wisata Nusantara, yang juga didapat dari anggota milisnya. Tak hanya situs dan koperasi, Jalansutra juga memiliki unit usaha seperti penerbitan, event organizer, dan biro perjalanan yang akan segera menyusul.


Jajanan.com, didominasi kaum adam

Masih dengan semangat menjaga pusaka kuliner sekaligus menjalin persaudaraan kuliner, Janus Limar membuka situs www.jajanan.com. Meski baru berdiri Juni 2008, anggota forum sudah mencapai 1.300 orang. Uniknya, mayoritas malah kaum Adam.

Janus yang juga pengusaha rumah makan di Sukabumi, mengaku tertarik membuat situs kuliner karena banyaknya informasi tentang tempat makan, resep, dan bisnis kuliner yang perlu dibagi ke banyak orang. "Awalnya, sih, saya hanya berharap situs ini bisa menampung aspirasi orang yang ingin bertukar informasi tentang masakan Indonesia. Ternyata malah berkembang lebih dari itu," katanya.

Selanjutnya, banyak juga anggota milis lain seperti anggota Bangomania yang memberikan agenda acara mereka, tips, juga informasi tempat makan yang mereka ketahui. Dari sini Janus berharap website-nya dapat menjadi jejaring sosial pecinta kuliner di Indonesia. Tak hanya berguna memberi fasilitas bagi para pehobi makanan, tapi juga menunjang kegiatan mereka yang berbisnis di bidang makanan.

"Ke depannya, harapannya mencakup informasi tentang usaha waralaba, kiat masak-memasak, dan gaya hidup sehat. Pokoknya, yang masih berkaitan dengan makanan!" ujar Janus optimis.

Laili Damayanti


Tabloid Nova edisi 19-25 Januari 2009



Dugaan gratifikasi KPPU: Rp 500 juta, uang muka untuk pengacara Hotman Paris Hutapea


foto: detik.com


Terdakwa kasus dugaan gratifikasi KPPU Billy Sindoro mengaku, uang Rp 500 juta yang didakwakan jaksa bukan untuk M Iqbal. Uang itu disiapkan sebagai uang muka jasa pendampingan hukum kepada pengacara Hotman Paris Hutapea.

Pengakuan itu senada dengan kesaksian Hotman dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (21/1). Hotman mengaku sempat diminta oleh Billy Sindoro untuk menjadi kuasa hukumnya dalam kasus gugatan ke harian Business Today yang telah mencemarkan nama baiknya. Terkait hal itu, Billy sudah membawa uang senilai Rp500 juta sebagai uang muka penunjukan Hotman sebagai kuasa hukum.

"Pak Billy waktu itu bilang, ia sudah bawakan uang Rp 500 juta sebagai down payment. Dia (Billy) minta saya, menjadi pengacara untuk menggugat harian Business Today, tetapi karena saya sedang sakit dan banyak pekerjaan, saya tolak," kata Hotman.

Saksi menambahkan, Billy mendatanginya bersama dua orang ajudan. "Mereka bawa tas," kata Hotman.

Menanggapi kesaksian tersebut, Billy mengatakan, dirinya membawa uang Rp 500 juta jika Hotman bersedia menjadi kuasa hukumnya untuk menggugat Astro.

Pada bagian lain, Billy menolak dakwaan mengenai kepemilikan tas berisi uang Rp500 juta yang disampaikan jaksa. Dia menegaskan, tas yang diberikan kepada anggota KPPU M Iqbal itu bukan miliknya.

"Kepada petugas KPK saya katakan, tas itu milik Pak Iqbal, bukan milik saya. Tapi, memang pada saat yang sama Pak Iqbal mengatakan, tas itu milik saya. Saya bingung. Sebab, tas saya ada di Gentar untuk dibawa ke business center. Perintah saya ke Gentar jelas sekali, dia harus ke business center, bukan ke lantai 17," kata Billy dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (21/1). Hal tersebut sesuai pernyataan Gentar pada sidang keterangan saksi sebelumnya.

Kembali mengenai tas, Billy mengatakan, saat dia masuk ke kamar tempat pertemuan, Iqbal sudah berada di dalam. Saat itu, dirinya masuk tanpa membawa tas. Selanjutnya, ketika Iqbal meninggalkan ruangan, Billy melihat ada tas tertinggal. "Saya ambil tas itu dan saya bawakan sampai di lift. Saya serahkan tas itu ke Pak Iqbal sambil mengatakan, Pak ini tas Bapak," ujar Billy.

Kendati menolak dakwaan jaksa penuntut umum, Billy mengaku menyesal karena telah merepotkan beberapa pihak. "Saya menyesal dengan kejadian ini karena sudah merepotkan Pak Iqbal, keluarga saya, dan banyak pihak. Tapi, saya merasa tidak bersalah," tegasnya.

Sementara itu, mengenai kaitannya dengan Lippo Group, Billy menyatakan, Lippo Group bukan badan hukum. "Lippo Group cuma kumpulan eksekutif perusahaan yang ada di lingkungan Lippo. Saat kejadian, saya sudah tidak memiliki jabatan di Lippo. Posisi saya sebagai presdir di PT First Media berakhir pada Juni 2008," tegasnya.


Bukan Suap

Sidang perkara gratifikasi Rp 500 juta juga menghadirkan saksi ahli hukum pidana Dian Adriawan. Dia menjelaskan tentang ada-tidaknya unsur suap dalam kasus ini. "Kalau pemberi melakukannya begitu saja tanpa ada keinginan tertentu, itu tidak termasuk suap sebagaimana diatur pasal 13 dan 5 UU Korupsi," kata saksi Adriawan.

Terkait hal itu, Billy menyatakan, dia tidak pernah menjanjikan apa pun kepada Iqbal. "Saya hanya menyebut mohon diberikan kesempatan membalas budi baik beliau. Tapi, saya tidak pernah menyebut soal pemberian sesuatu dan uang. Pak Iqbal ketika bersaksi juga mengatakan, di pertemuan tidak pernah ada disebut uang," kata Billy. (c125)

Investor Daily - 22 Januari 2008, Halaman 8



Sidang Billy Sindoro di Tipikor: Tuntutan Jaksa

Pada hari Rabu, 28 Januari 2009, akan digelar sidang lanjutan kasus dugaan gratifikasi Billy Sindoro - Mohammad Iqbal. Menurut paparan dari majelis hakim Pengadilan Tipikor pada sidang sebelumnya (Rabu, 21 Januari 2009), sidang akan dimulai pada pukul 16.00 WIB dengan acara tunggal yaitu tuntutan jaksa kepada terdakwa Billy Sindoro.

Pada sidang sebelumnya, Billy dengan penuturan yang santun membantah semua dakwaan jaksa. Menurutnya, uang sebesar Rp 500 juta yang dibawa oleh asistennya adalah untuk membayar jasa pengacara Hotman Paris Hutapea untuk menuntut harian Business Today yang telah mencemarkan nama baiknya. Karena Hotman sedang menjalani masa penyembuhan dari sakit demam berdarah dan juga terlalu banyaknya perkara yang ia tangani, ia menolak tawaran dari Billy. Dalam kesaksian di persidangan, Hotman membenarkan penjelasan dari Billy.

Saat berada di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Billy meminta Gentar, asistennya, untuk membawa tas tersebut dan menunggunya di business center. Billy sendiri melakukan serangkaian pertemuan, salah satunya dengan Mohammad Iqbal.



Pidato Barack Obama saat pelantikan: "Amerika teman seluruh bangsa"




Teman-teman,

Hari ini, saya berdiri di sini, siap menghadapi tugas-tugas yang menghadang, bersyukur atas kepercayaan yang Anda berikan, menghargai pengorbanan para pendahulu kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush karena sudah menuntaskan pengabdiannya pada negara, juga atas kemurahan dan kerja samanya selama masa transisi.

Sekarang, genap sudah empat puluh empat warga Amerika yang mengikrarkan sumpah kepresidenan. Janji sudah diucapkan di tengah meningkatnya kemakmuran dan terperliharanya perdamaian. Meskipun, sering kali pengambilan sumpah terjadi saat awan berarak-arak dan badai mengancam. Sampai saat ini, Amerika masih mampu bertahan bukan semata-mata karena kemampuan atau visi mereka yang menduduki jabatan penting, tapi lebih karena kita sebagai rakyat tetap setia pada ideologi para pendiri negara dan memegang teguh dokumen-dokumen fundamental.

Fakta bahwa kita berada di tengah krisis, kini bisa dipahami dengan baik. Bangsa ini sedang menghadapi perang melawan lingkaran kejahatan dan kebencian yang sulit diuraikan. Perekonomian kita benar-benar lumpuh, dampak keserakahan dan tidak bertanggung jawabnya sekelompok kecil orang. Tapi, juga karena kegagalan kita memberikan pilihan-pilihan dan mempersiapkan bangsa ini menyambut era baru. Rumah disita, pekerjaan lepas, bisnis kacau. Jaminan kesehatan pun menjadi sangat mahal; pendidikan tidak terjangkau seluruh kalangan; dan tiap hari semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa gaya konsumsi energi kita kian mempertebal rasa permusuhan dan mengancam keselamatan bumi.

Data dan statistik yang muncul mengindikasikan bahwa kita sedang menghadapi krisis. Satu yang tidak kalah penting tapi sering diabaikan adalah semakin berkurangnya rasa percaya diri di seluruh pelosok negeri - sebuah komplain yang mengandung kekhawatiran bahwa tenggelamnya Amerika tidak terelakkan. Dan, generasi berikutnya juga harus memangkas ekspektasi mereka.

Hari ini, saya tegaskan kepada Anda sekalian bahwa tantangan-tantangan yang kita hadapi itu nyata adanya. Semua itu serius dan majemuk. Semua itu tidak akan bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Tapi, ketahuilah ini Amerika - seluruh tantangan itu akan mampu kita hadapi bersama.

Pada hari ini, kita berkumpul karena kita lebih memilih harapan ketimbang ketakutan dan persamaan kepentingan daripada konflik dan perselisihan.

Pada hari ini, kita datang untuk memproklamasikan berakhirnya keluhan-keluhan yang picik dan janji-janji palsu. Berakhirnya saling tuding dan penerapan dogma-dogma yang tidak perlu, yang sudah terlalu lama mewarnai panggung politik kita.

Negeri ini masih tetap dianggap muda, tapi meminjam istilah Alkitab, sudah tiba masanya untuk menyudahi sifat kekanak-kanakan. Waktunya sudah tiba untuk menyalakan kembali semangat juang kita; untuk memilih sejarah yang lebih baik; untuk tetap memelihara anugerah istimewa, ide-ide yang mulia, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Yakni, bahwa Tuhan memandang semua orang sama. Semuanya memiliki hak yang sama untuk menikmati kebebasan dan berhak mengejar kebahagiaan masing-masing.

Menegaskan kembali kebesaran bangsa ini, kita harus benar-benar memahami bahwa keagungan bukanlah sesuatu yang diberikan begitu saja. Itu harus diupayakan. Perjalanan kita bukanlah jalan pintas dan sama sekali tidak mudah. Bukan perjalanan mereka yang suka santai - yang lebih memilih bersenang-senang daripada bekerja atau hanya melulu mengejar kemewahan dan ketenaran. Sebaliknya, mereka yang berani menghadapi risiko, para pelaku, para pembuat keputusan - sebagian masih dikenang sampai sekarang, tapi sebagian besar adalah perempuan dan laki-laki pekerja keras biasa, yang telah menempuh perjalanan jauh dan merintis jalan menuju kemakmuran dan kebebasan.

Demi kita, mereka rela mengemas harta yang tidak seberapa dan bepergian menyeberang samudera dalam mencari kehidupan baru.

Demi kita, mereka rela bekerja keras dan berkeringat dan menetap di Barat; bertahan dalam cambukan dan membajak tanah yang benar-benar keras.

Demi kita, mereka berjuang dan meregang nyawa, di tempat-tempat seperti Concord dan Gettysburg; Normandy dan Khe Sanh.

Perempuan serta laki-laki pejuang itu berusaha keras dan rela berkoban dan tidak berhenti berupaya sampai tangan mereka kasar. Semuanya hanya demi kehidupan yang lebih baik. Mereka memandang Amerika lebih dari sekedar sejumlah individu yang ambisius; lebih dari sekedar perbedaan kelahiran, kekayaan atau faksi.

Itulah perjalanan yang masih harus kita teruskan hari ini. Kita masih tetap bangsa yang paling makmur dan paling berkuasa di bumi. Para pekerja Amerika sama sekali tidak mengendurkan produktivitas mereka saat krisis terjadi. Kita juga masih tetap terus berinovasi, stok barang dan jasa juga masih tetap sama dengan pekan lalu atau bulan lalu atau tahun lalu. Kapasitas dan kemampuan kita tidak tergerus. Tapi, masa berbangga diri karena mampu melindungi sejumlah kepentingan dan mengesampingkan keputusan yang tidak menyenangkan - jelas sudah berlalu. Mulai hari ini, kita harus kembali berdiri tegak, menyingsingkan lengan baju dan mulai kembali bekerja untuk membangkitkan Amerika.

Kemana pun mata memandang, selalu ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Perekonomian menyerukan kepada kita untuk beraksi, lebih berani dan tangkas, dan kita akan segera melakukannya. Tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tapi juga meletakkan landasan-landasan yang baru untuk tumbuh. Kita akan membangun jalan-jalan dan jembatan, sambungan listrik, dan jaringan digital yang akan mendukung sektor perdagangan dan menyatukan kita bersama. Kita juga akan mengembalikan sains pada tempat semestinya dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menjadikannya lebih murah. Kita akan memanfaatkan tenaga matahari dan angin dan juga tanah dengan maksimal, untuk menggerakkan kendaraan-kendaraan kita dan pabrik yang ada. Dan, kita juga akan meremajakan sekolah dan perguruan dan universitas yang ada supaya bisa memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Semua itu bisa kita lakukan. Semua itu akan segera kita lakukan.

Kini, ada beberapa yang mempertanyakan seberapa besar ambisi kita - ada yang menyatakan bahwa sistem kita tidak akan bisa menoleransi terlalu banyak agenda besar. Kenangan mereka sungguh pendek. Mereka tidak bisa lagi mengingat apa saja yang sudah berhasil dilewati bangsa ini; apa yang bisa dicapai perempuan dan laki-laki bebas saat imajinasi dipersatukan dengan tujuan-tujuan yang lazim dan keberanian.

Yang tidak bisa dipahami mereka yang sinis adalah bahwa tanah sudah terbelah diantara mereka - dan bahwa argumen politik yang selama ini diperdebatkan sudah tidak ada lagi. Pertanyaan yang kita lontarkan hari ini adalah apakah pemerintah kita terlalu besar atau terlalu kecil. Apakah program-program yang diterapkan bisa berjalan dengan baik - apakah itu bisa membantu keluarga-keluarga Amerika memperoleh pekerjaan dengan penghasilan layak, bisa mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau dan uang pensiun yang cukup. Jika jawabannya ya, maka kita harus terus maju. Tapi, jika jawabannya tidak, maka program-program itu akan segera dihentikan. Rekan-rekan kita yang menyimpan dolar harus bisa bertanggung jawab atas simpanannya. Mereka harus bisa membelanjakannya dengan bijak, mereformasi kebiasaan buruk, dan menjalankan bisnis dengan transparan - sebab hanya dengan cara demikian kepercayaan yang tulus antara rakyat dan pemerintah terjalin.

Pertanyaan yang ada di hadapan kita bukan tentang dorongan pasar yang mengacu pada kebaikan atau keburukan. Kemampuan pasar untuk memupuk kekayaan dan memperluas kebebasan sudah tidak cocok lagi. Tapi, krisis ini telah mengingatkan kita kembali bahwa tanpa pengawasan yang ketat, pasar bisa memutarbalikkan kendali kita - dan sebuah negara tidak akan bisa makmur dalam jangka waktu lama jika hanya melulu membicarakan tentang kemakmuran. Keberhasilan ekonomi kita selalu bergantung bukan hanya pada ukuran gross domestic product kita, tapi juga pencapaian kemakmuran; kemampuan memperluas kesempatan bagi siapa pun juga - bukan karena amal, tapi karena itu adalah satu-satunya jalan yang paling memungkinkan dalam konteks barang.

Terkait pertahanan, kita menolak kepalsuan dalam mewujudkan keselamatan dan tujuan hidup. Para Bapak Bangsa....bapak-bapak bangsa kita menyusunnya dengan ketakutan yang sangat yang bahkan tidak bisa kita bayangkan, sebuah piagam yang mengatur tentang hukum dan hak-hak kemanusiaan. Sebuah piagam yang masih terus dijadikan pedoman dari generasi ke generasi. Tujuan-tujuan yang tercantum di sana masih tetap menjadi cahaya dunia dan kita tidak akan pernah menyerah. Dan, bagi seluruh masyarakat dan pemerintahan yang menyaksikan peristiwa hari ini, mulai dari ibu kota yang megah sampai ke pelosok dusun tempat ayah saya dilahirkan, tahu bahwa Amerika adalah teman bagi seluruh bangsa, semua perempuan dan laki-laki dan anak-anak yang mengharapkan masa depan penuh kebaikan. Dan, bahwa sekali lagi, kami siap menjadi pemimpin.

Mengenang bahwa generasi-generasi sebelum kita harus berkutat dengan fasisme dan komunisme tidak hanya dengan rudal dan tank, tapi kesetiakawanan dan kepercayaan. Mereka paham, dengan mengandalkan tenaga sendiri, kita tidak bisa terlindungi. Tapi, mereka juga tidak mengajarkan kita untuk bertindak semaunya. Setidaknya, mereka paham bahwa kekuatan kita tumbuh dari semangat kehati-hatian; keamanan tercipta dari keadilan, keteladanan dan juga kualitas mengendalikan sesuatu.

Kita semua adalah pewaris. Sesuai prinsip-prinsip yang ada, kita bisa menghadapi seluruh ancaman tersebut. Tentu saja dengan upaya yang lebih serius dan juga kerjasama lebih luas dengan beberapa negara. Kita akan berusaha keras mengembalikan Iraq ke pangkuan rakyatnya dan mewujudkan perdamaian di Afghanistan. Bersama dengan kawan lama dan mungkin juga musuh bebuyutan, kita akan bekerja tanpa lelah melenyapkan ancaman nuklir dan membahas planet yang makin hangat. Kami juga tidak akan memberikan ampun kepada musuh atau menyerah pada musuh. Mereka yang berusaha keras mencapai tujuannya dengan menyebarkan teror dan juga ancaman, kami akan tegaskan kepada kalian bahwa saat ini semangat kami sudah lebih kuat dan tidak mudah dipatahkan. Kalian tidak akan bisa lagi mempermainkan kami, dan kami akan segera mengalahkan kalian. (Disarikan dari Associated Press/hep/ttg)


http://www.jawapos.com/



More Recent Articles



Click here to safely unsubscribe now from "mediacare" or change subscription settings

 
Unsubscribe from all current and future newsletters powered by FeedBlitz
Your requested content delivery powered by FeedBlitz, LLC, 9 Thoreau Way, Sudbury, MA 01776, USA. +1.978.776.9498

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar